Dr. Ir. H. Wahyu saidi, MSc. yang saya kenal secara langsung
KARTU NAMA SANG DOKTOR GILA
Dr. Ir. H. Wahyu Saidi, MSc.
Alumnus ITB, Tukang Bakmi
Kantor:
Jl. Lodan I No. 6 Rawamangun, Jakarta Timur 13220
Telp.: 021.489.4661, Fax.: 021.4788.2934
Rumah:
Jl. Rawamangun Muka I No. 22, Jakarta Timur 13220
Telp.: 021.4786.4162, HP.: 0818.754.173
Bekasi, dobeldobel.com
Entah darimana bermulanya, saya bisa mendapatkan nomor telepon pribadi sang "Tukang bakmi" gila yang memang jadi salah satu idola saya untuk menjadi pengusaha ini. Seingat saya, dari mengumpulkan beberapa media koran dan tabloid lokal, saya menghubungi salah satu restoran, seingat saya adalah Taman Resto. Kemudian tanpa canggung dan ragu, salah seorang pegawainya memberikan langsung no. telp genggam bosnya, yang bagi saya adalah hal yang aneh. Karena biasanya kalau sudah bicara tentang kerahasiaan no telp genggam sang pemilik atau bos besar, maka sebagai wartawan saya maklum pasti tidak akan semudah ini.
Sebagai wartawan politik yang selalu memburu pejabat dan orang penting serta petinggi yang umumnya memang "biasanya" enggan bertemu dengan wartawan politik seperti saya, maka figur H. Wahyu Saidi, adalah satu hal yang sangat unik dan menarik. Betapa tidak, saya sering sekali mendapatkan buku-buku yang ditulis tentang Doktor Gila Tukang Bakmi, kesemuanya saya dapatkan di rak-rak buku teman-teman saya yang rata-rata adalah pengusaha muda yang sedang merintis usahanya. Artinya seperti yang yang sudah anda maklumi, sosok H. Wahyu Saidi menjadi panutan dan pendorong semangat serta sumber inspirasi begitu banyak pengusaha pemula.
Dan tak ada kata SUSAH untuk JADI pengusaha besar, itulah yang saya pelajari dari dirinya. Kalau kita siap gila dan mau benar-benar ulet serta kreatif maka nggak ada kata mustahil buka usaha apapun dan siap jadi ORANG BESAR.
Membuat janji telepon dengan dirinya pun tak sesulit kalau kita biasanya bertemu dengan para pengusaha besar. Bahkan saking gampangnya, dalam satu berita koran, ia mengatakan bahwa telepon genggamnya siap dihubungi 24 jam sehari. (Huwaduh yang kayak gini neh, jarang ada! Justru mungkin inilah salah satu hikmah dan rahasia yang hendak ia ajarkan kepada saya bagaimana berlaku kepada para CALON kolega dan mitra baru). Justru yang jadi masalah adalah sayanya yang sepertinya kok mendapat beragam masalah dan kesulitan untuk menghubunginya. Mulai dari motor yang rusak di tengah jalan, bengkel yang molor kerjanya, dan gangguan teknis lainnya yang gak penting untuk diceritain deh!
Tapi bukan seorang pengikut dan pengagum sosok H. Wahyu Saidi, kalau saya gampang menyerah. Sesampainya di rumah makannya, Taman Resto, Pak Haji (demikian saya panggil dia), memang hanya ada waktu hingga jam 11.00 sementara karena si motor tua saya Honda CB, knalpotnya pecah terpaksa, saya cari ojek dan membawa knalpot tua itu ikutan nimbrung "wawancara" dengan sang tokoh. Akibatnya, sudah tahu lah... Pak Haji sudah pergi, karena jam sudah menunjukkan pukul 11.25 wib.
So anyway, sebagai gantinya (rupanya H. Wahyu Saidi bukanlah orang yang akan mengecewakan para pencari ilmu dan informasi), melalui anak buahnya ia menitipkan fotokopi yang boleh saya pilih sebebasnya dan beberapa lembaran tulisan yang dimuat di Tempo serta Kompas. (Gue jadi inget sama joke jadul semasa kuliah dulu, "Gak papa lah, nggak dapat dagingnya, yah masih bisa dapet kuahnya!"... Gk perlu dijelasin joke konyol dan katrok ini, hehehehe cuma ambil himah aja!)
Intinya, walau saya nggak sempat bertemu dia memang tipe orang yang tak pernah mau mengecewakan para koleganya. Satu pelajaran penting baru yang saya dapat dari seorang maestro teori sekaligus praktek kewirausahaan. JANGAN PERNAH BIKIN KECEWA SIAPAPUN, TERUTAMA CALON KOLEGA APALAGI PELANGGAN KITA.
Pelajaran Kedua yang saya dapat dari dia adalah datang dari fotokopi tulisan tentang dia. Yakni Jadilah orang gila!. Kalau dalam kamusnya, KITA HARUS GILA! Jangan menelan mentah-mentah kalimat ini, kalau nggak mau nanti kita jadi beneran gila. Karena saya jadi teringat dengan folklore saat saya masih kecil dulu. Di desa saya, Sirnoboyo, Prembun, Kebumen, bila ada pembangunan sebuah jembatan, baik yang ukuran kecil maupun ukuran besar pasti ada kepercayaan takhayul. Yakni harus menanamkan kepala binatang, bahkan beberapa ratusan tahun yang lalu saat kita dijajah Belanda, sempat nenek moyang kita menanamkan kepala manusia untuk dijadikan sesajen korban agar jembatan (brug) yang dibuat tidak anjlog atau rusak. Mulanya saya mual dan eneg mendengar kisah takhayul itu dari simbah saya. Namun, pakde saya almarhum Pak Cipto sempat menerangkan kepada saya yang saat itu masih kelas 5 SD.
"Sebenarnya, pada jaman Belanda dulu, para bangsawan dan orang kaya bangsa kita selalu bertanya kepada mereka tentang banyak hal, termasuk pembangunan konstruksi jembatan. Di BElanda sendiri kan terkenal sebagai negara yang berada di bawah permukaan laut, jadi mereka memang mempunyai teknologi konstruksi dam (tau kan artinya Dam? Bendungan Air, tauk!) serta konstruksi jembatan. Salah seorang bangsawan, entah darimana bermulanya, pernah menanyakan bagaimana seh membuat sebuah jembatan yang baik. Dan pemerintah Belanda pada masa itu, melalui Gubernur VOC Belanda, menjelaskan sambil menunjuk-nunjuk kepalanya. Mereka mengucapkan dalam bahasa Belanda, "Gunakan Kepala!... Gunakan Kepalamu!"
Kemudian sang raja pun mengangguk seolah mengerti gaya bahasa diplomasi tingkat tinggi itu. Kemudian dia pun menyampaikan kepada semua menteri dan wakilnya hingga tingkat terendah (mungkin Carik atau setingkat dengan Kepala Desa). karena kurangnya alat komunikasi dan tidak adanya telepon apalagi handphone dan televisi. jadilah komunikasi melalui surat yang tentunya sudah bukan lagi bahasa Belanda, namun dalam bahasa Jawa.
karena surat datangnya dari seorang Raja Jawa yang dipercaya oleh sebagian besar rakyatnya sebagai titisan Nyi Loro Kidul, maka ditangkaplah pesan. Kalau kita mau membangun jembatan atau brug (bridge dalam bahasa Inggris), kita harus menggunakan kepala. Artinya, kepala binatang. Dan ini hingga ratusan tahun terjadinya. Bayangkan betapa misunderstandingnya bangsa kita kan? Lebih parah lagi, jokenya berkembang lebih jauh. Menurut kakak sepupu saya Mas Sum, cerita itu berlanjut. Kok setelah tanam kepala binatang korban sesajen, jembatan masih saja bisa ambrol dan ambrug? Sang pemimpin VOC tertawa ngakak. Kemudian dia bilang kepada Raja Jawa (Mudah-mudahan bukan keturunan kraton ah... ampun Kanjeng Pangeran!). Bukannya kepala kambing atau sapi... Tapi kepala kita! Kepala Kita sendiri.. God verdom, sampeyan ini tak mengerti ya... Kita harus pakai Kepala Kita sendiri!"
Dan ceritanya pun semakin bergulir menjadi menyeramkan, maka pembangunan jembatan brug kini harus dengan korban penggalan kepala manusia yang harus di tanam di jembatan tersebut.
Maaf, bukan maskud saya untuk melantur jauh ke cerita konyol yang keasliannya saya belum yakin, tapi saya percaya mungkin itulah yang sebenarnya terjadi dengan kepercayaan Kejawen dan Takhayul selama ini. Bangsa kita suka TELMI menangkap advis (nasihat) dari orang bijak dan orang pintar.
Bagi saya, ucapan Dr. Ir. H. Wahyu Saidi, MSc., "Kita Harus Gila!" adalah bukan dalam pengertian GOBLOK seperti kisah folklore di atas. Kita Harus Gila lebih kepada memberanikan diri untuk memulai satu kebiasaan baru yang keluar dari pakem KAKU selama ini mungkin salah kita anut. Orang tua kita kan biasanya begitu, sering sekali membatasi keinginan anaknya, karena dia beranggapan bahwa rezeki dam jalan hidup anaknya harus lebih baik, dan paling tidak tidak jauh beda dengan dirinya. Contohnya ibu saya yang pegawai negeri Inspeksi Pajak, Departemen Keuangan. Tak ada dalam kamusnya bahwa kehidupan bagi anak-anaknya kelak menjadi pengusaha. Namun seiring dengan bertambahnya usia anak-anaknya dan dirinya, kini barulah ia mulai longgar membebaskan anaknya berwirausaha APA SAJA yang sesuai dengan hobi dan kecintaan sang anak.
H. Wahyu Saidi di mata saya adalah sosok yang unik dan sangat menarik untuk saya gali serta pelajari. Saya pun berani mengklaim dirinya sebagai DOSEN serta GURU BESAR tersembunyi saya. Ide-idenya dalam beberapa buku menggambarkan, bahwa kita memang harus bebas lepas dari keterikatan pakem yang kadang memang nggak cocok dengan kita. Termasuk gaya manajemen dan resepe atau kiat rahasianya H. Wahyu Saidi, bukanlah SATU PAKEM yang kaku dan tidak fleksibel. Justru saya melihat, karena tidak adanya pakem baku dari gaya berwirausaha yang selalu menjadi bahan presentasinya, maka saya mengaguminya HABIS-HABISAN. Karena saya termasuk orang yang tidak punya pakem baku, kecuali masalah keimanan, yang jadi harga mati buat saya!
Keberanian, adalah kata kunci ketiga. Kalau yang kedua tadi adalah Kita harus Gila, artinya kita harus berani keluar dari kebiasaan yang sudah menjadi budaya umum dalam hal berwirausaha, maka keberanian adalah kata kunci yang tak kalah penting. Menurut Wahyu, yang lahir tahun 1962 di Palembang ini, keberanian yang dimaksud adalah keberanian untuk mengakui bahwa diri kita ini salah. Nah inilah yang sangat KRUSIAL dan sering jadi kendala utama dari kebanyakan pengusaha pemula.
Berani mengaku salah? Kita ini kadang terlanjur lama tenggelam dalam kesombongan. Karena kita mungkin mempunyai gelar, atau orangtua kaya raya, atau kita merasa pengalaman dan ilmu kita banyak, maka saat kita kalah dikarenakan kita salah ambil langkah, kita suka MALU dan GENGSI untuk menyatakan kita salah. Justru.... itu! Akhirnya karena kepengecutan kita mengakui bahwa kita salah, maka tak akan ada ilmu baru (dalam bahasa kerennya "hidayah") yang akan masuk ke dalam pemahaman kita. GAK AKAN PERNAH.
Kita akan mendapatkan pencerahan dan ilmu pengetahun saat kita ini "tawadlu", merendahkan diri dan BERANI mengaku salah. Ini hikmah yang sangat dalam yang saya bisa ambil.
Kemudian Berani berikutnya adalah Berani melakukan inovasi dalam berusaha. menciptakan atau proses kreatif, rupanya menjadi satu proses utama dan dasar dari kesemua kiat usaha yang dilakukannya. Contoh sederhananya, bagaimana ia berpindah dari usaha gagalnya Restoran Ikan Patin, kemudian beralih usaha menjadi pedagang bakmi. hanya karena ide sederhana pertanyaan "Apa seh yang sering di makan orang Indonesia, pagi, siang malam dan merak tidak bosan serta bisa jadi alternatif kedua setelah nasi?" Maka Bakmi lah pilihannya.
Dengan segala "ide kreatif" yang menclok di kepalanya, maka ia harus mencari penjelasan dan cara bagaimana agar bisa menjalankan usaha tersebut menjadi nyata. Dia belajar dari Bakmi GM, yang sayangnya tidak mau pengembangan usaha dan waralaba. Dia mencoba mencuri (ini dalam pengertian sebenarnya dan beribu cara agar bisa mendapatkan menu rahasia ala Bakmi GM). Dan ia berhasil, walau mungkin mengeluarkan begitu banyak uang. (saya tidak menyarankan ide ini, yakni ide mencuri resep rahasia dan ide mengeluarkan uang sebesar ratusan juta seperti Wahyu Saidi).
Tapi hikmah yang saya maksud adalah, bukan nilai uangnya yang ratusan juta untuk mendapatkan menu rahasia, tapi USAHA KERAS untuk mewujudkan ide kreatif sang TUKANG BAKMI konglomerat ini agar bisa segera jadi kenyataan. Kita harus melihatnya demikian, apapun yang harus kita lakukan setelah mendaptkan ide kreatif dan inovatif langkah usaha, maka kita HARUS sebisa mungkin mendapatkan apa kunci utama dari inti usaha itu. Karena usaha Bakmi intinya adalah di rahasia menunya, yang menjadi syarat untuk disukai pelanggan. Maka, menu rahasia Bakmi GM harus bisa didapatkan. Dan ini dianalogikan, apakah kita sudah menemui inti dari usaha yang akan kita rintis? kalau di rahasia menu masakan, maka carilah RAHASIA menunya sebisa mungkin, apapun caranya sepanjang masih dibolehkan dan tidak melanggar susila serta hukum. Iya nggak penonon?
Setelah kita berhasil menemukan intinya, tinggal buat konsep usaha pemasarannya yang lain daripada yang lain namun mengikuti segala hal yang paling mungkin. Dan yang terpenting dari semua itu adalah menularkan berkah keberhasilan usaha kita kepada orang lain. Kalau dalam bahasanya H. Wahyu Saidi adalah menularkan "virus" wirausaha.
Jadi kalau anda (saya juga dong) mau buka usaha dan berhasil seperti halnya H. Wahyu Saidi, sehingga membuka waralaba atau frenchise usaha anda sendiri maka tebarkanlah berkahnya ilmu wirausaha dan keberhasilan anda kepada siapa saja, tanpa rahasia! Dengan begitu, Allah akan semakin sayang kepada Anda (juga saya!) dan dijamin usaha maju, kita siap jadi miliarder. Amin ya Allah.
Bagaimana mengelola usaha waralaba, maka akan dibahas pada hasil temu wawancara saya dengan H. Wahyu Saidi.
Sidik Rizal
------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------
Taman Resto Bekasi adalah resto dengan konsep keluarga. Mempunyai beraneka ragam masakan mulai dari masakan padang, seafood, dan bermacam – macam menu makanan yang menggugah selera anda.
Biodata Sang Doktor Tukang Bakmi
Dr. Ir. Wahyu Saidi, MSc., Pengarang buku Kewirausahaan, dosen di Universitas Negeri Jakarta dan Pemilik Taman Resto Bekasi
RIWAYAT HIDUP
Nama : DR. Ir. Wahyu Indra Sakti Saidi, MSc
Tempat lahir : Palembang
Tanggal lahir : 24 Oktober 1962
Agama : Islam
Status : Kawin, dikaruniai 2 putri dan 1 putra
Alamat rumah : Jl. Rawamangun Muka I No. 22 Jakarta Timur
Telepon rumah : 47864162, 47882935, (081) 8754173
Telepon kantor : 4894661, fax 47882935
PENDIDIKAN
S1, ITB, Teknik Sipil, Sub Program Manajemen Konstruksi, lulus tahun 1987
S2, ITB, Teknik dan Manajemen Industri, lulus tahun 1991
S3, Universitas Negeri Jakarta, Manajemen Administrasi Pendidikan, lulus th 2001
PENGALAMAN KERJA
1987-1988 PT. Gajah Mada Sarana, Palembang, Kontraktor
Sebagai site engineer
1988-1990 PT. Kartika Pradipta Prisma, Bandung, Konsultan
Sebagai staf ahli madya
1988-1991 Universitas Kristen Maranatha, Bandung,
Jurusan Teknik Industri, Mengajar mata kuliah :
• Ekonomi Teknik
• Perilaku Manusia dalam Organisasi
• Manajemen Sumberdaya Manusia
Institut Teknologi Nasional, Bandung.
Jurusan Teknik Industri dan Jurusan Teknik Sipil,
Mengajar mata kuliah :
• Ekonomi Teknik
• Manajemen Sumberdaya Manusia
• Manajemen Proyek
Universitas Trisakti, Jakarta
Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen
Mengajar mata kuliah :
• Perilaku Organisasi
• Teori Pengambilan Keputusan
1991-1994 Gajah Tunggal Group, Divisi Staff Development,
Sebagai trainer bidang :
• Manajemen Proyek
• Teori Keputusan dan Kepemimpinan
• Total Quality Manajemen
PT. Dipasena Citra Darmaja, Gajah Tunggal Group, Lampung, Usaha Tambak dan Industri Pengolahan Udang
Sebagai HRD manager
1998-2001 Universitas Pancasila, Fakultas Ekonomi
Mengajar Mata Kuliah
• Teori Pengambilan Keputusan
• Manajemen Sumberdaya Manusia
1994-1999…… Drassindo Group, Jakarta.
PT. Aji Satria Andal Asri
Sebagai Project Manager, terlibat pembangunan jalan tol Pondok Indah Jagorawi
PT. Investa Kusuma Artha
Sebagai Manajer & Anggota tim Business Development, terlibat dalam persiapan pembangunan jalan Bekasi sejajar kali malang
2000- 2002 STIE Jakarta, Program Pascasarjana
Pengajar mata kuliah
• Manajemen Sumberdaya Manusia
• Sistem Informasi Manajemen
1998- ………. STIE Trianandra, Program Pascasarjana
Pengajar mata kuliah
• Manajemen Sumberdaya Manusia
• Sistem Informasi Manajemen
1994-1999 & 2007 … Universitas Trisakti, Jakarta
Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen
Mengajar mata kuliah :
• Manajemen Operasional
• Perilaku Organisasi
• Kewirausahaan
2001- ………. Universitas Tarumanegara, Program Doktor Teknik Sipil
Mengajar mata kuliah Manajemen Sumberdaya Manusia
2003- ………. Universitas Negeri Jakarta,
Program Studi Tata Niaga dan D3 Pemasaran
Mengajar mata kuliah
• Manajemen Pemasaran,
• Pengantar Bisnis
• Kewirausahaan
2001- ………. Menjadi Wirausaha dng bidang usaha Rumah Makan
PENDIDIKAN LAIN-LAIN
• Workshop mengenai leather Industry, di London dan Nigeria (1991)
• Seminar realestate marketing, di Singapore (1994, 1996)
• Seminar mengenai pendidikan anak di Melbourne Australia (2002)
• Workshop & Studi banding mengenai pengembangan SDM di Hungaria dan Perancis (2003)
• Studi Banding mengenai entrepreneurship di Australia (2002), Hungaria (2003), Belanda (2003), Perancis (2003), Hongkong (2006, 2007), Singapore (1998, 2002, 2003, 2006), Malaysia (2005, 2006), Arab Saudi (200, 2002, 2003, 2004, 2005, 2006, 2007)
KEANGGOTAAN ORGANISASI
• Anggota Redaksi Berkala ITB (1984-1991)
• Anggota Redaksi Buletin Teknik & Manajemen Industri (1988-1991)
• Anggota Redaksi Warta Dipasena ( 1991-1994)
• Anggota Pendiri Unit Kegiatan Karate Kyokushinkai ITB (1986)
• Anggota Asosiasi Manajer (AMA) Indonesia
• Anggota Ikatan Alumni ITB Pengurus Ikatan Alumni Pascasarjana UNJ
• Ketua Komite Sekolah SMU Diponegoro Rawamangun
• Bendahara Asosiasi Doktor Pendidikan Indonesia (ADPI)
• Pengurus Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Propinsi Banten
• Wakil Ketua Ikatan Alumni Sipil ITB (ALSI ITB)
• Pengurus Departemen Bisnis dan Modal Ventura Ikatan Alumni ITB (IA-ITB)
KARYA TULIS
• Biologi Untuk SLTP, Jilid 1. Penerbit Armico (1987), Bandung
• Biologi Untuk SLTP, Jilid 2. Penerbit Armico (1987), Bandung
• Biologi Untuk SLTP, Jilid 3. Penerbit Armico (1987), Bandung
• Kimia SLTA, Jilid 1, Penerbit Angkasa (1988), Bandung
• Kimia SLTA, Jilid 2, Penerbit Angkasa (1988), Bandung
• Kimia SLTA, Jilid 3, Penerbit Angkasa (1988), Bandung
• Bahasa Inggris untuk SLTP, Tarsito (1989), Bandung
• Anggota tim penulis buku SLTP & SLTA, Penerbit Pioneer Jaya, Bandung, 6 Jilid
• Berani Memulai Bisnis, Penerbit Bening (2005), Jakarta
• Berani Memulai Bisnis, Jilid 2, Penerbit Iqro-graf (2005), Jakarta
• Cara Gampang Menjadi Tukang Bakmi, Penerbit Iqro-graf (2005), Jakarta
• Doa dan Dzikir untuk Pebisnis Muslim, Kata Pengantar, Penerbit Iqro-graf) (2005), Jakarta
• Cara Gampang Profesional Menjadi Entrepreneur, Kata pengantar, Penerbit Media Sukses (2005), Jakarta
• Tentang-Tentang apa yang anda butuhkan untuk sukses dalam hidup, Britz Publisher (2005), Jakarta
• Manajemen Pemasaran, Britrz Publisher (2006), Jakarta
• Berkenalan dengan Radio Perbesar Bisnis anda, iqro-graf (2006), Jakarta
• 25 Ide Bisnis Paling Kreatif, Iqro-graf (2006), Jakarta
• Kiat Sukses Mengelola dan Mengembangkan Bisnis Restoran, MH Publishing (2006), Jakarta
• Mari Berkenalan dengan Bisnis, Ikhtiar Press (2006), Jakarta
• Asyiknya Berbisnis Restoran : Panduan Untuk Sukses, Enno Media(2007), Jakarta
• Kewirausahaan, Enno Media (2007), Jakarta
SEMINAR TAHUN 2005
• Pembicara di seminar Berani Memulai Bisnis, Bogor, 23 April 2005
• Pembicara di Seminar Cara Gila Menjadi Pengusaha, Bogor 13 Mei 2005
• Pembicara di seminar Berani Memulai Bisnis, Cirebon, 7 Mei 2005
• Pembicara di seminar Berani Memulai Bisnis, Banjar Masin, 21 Mei 2005
• Pembicara di seminar Berani Memulai Bisnis, Palangkaraya, 22 Mei 2005
• Pembicara di seminar Berbagi Pengalaman Bisnis, Universitas Mercubuana, Jakarta 9 Juni 2005
• Pembicara di seminar Berani Memulai Bisnis, Balik Papan, 13 Juli 2005
• Pembicara di seminar Berani Memulai Bisnis, Samarinda, 14 Juli 2005
• Pembicara di seminar Berani Memulai Bisnis, Tanjung Redep Kalimantan Timur, 16 Juli 2005
• Pembicara di seminar Berani Memulai Bisnis, Tarakan Kalimantan Timur, 17 Juli 2005
• Pembicara di seminar Berani Memulai Bisnis, Tarakan Kalimantan Timur, 20 Juli 2005
• Pembicara di Seminar Cara Cepat Menjadi Milyarder Sukses, Bandung, 23 Agustus 2005
• Pembicara di seminar Merancang Masa Depan, Universitas Tirtayasa Cilegon, 5 September 2005
• Pembicara di seminar Peluang Membuka Bisnis di Arab Saudi, Jakarta 7 September 2005-12-30
• Pembicara di seminar Berani Memulai Bisnis, Makasar, 3 Oktober 2005
• Pembicara di seminar Jeli Memilih Bisnis Musiman, Solo 15 Oktober 2005
• Pembicara di seminar Jeli Memilih Bisnis Musiman, Jakarta 15 Oktober 2005
• Stadium Generale Entrepreneurship, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung 3 Desember 2005
• Pembicara di Training Leadership Himpunan Mahasiswa Sipil ITB, Cirata, 3 Desember 2005
• Tahun 2006-2008, Menjadi pembicara seminar di berbagai tempat di seluruh Indonesia rata-rata 3 kali seminggu, termasuk di Hongkong (2 kali).
KEGIATAN LAIN
• Mengasuh rubric konsultasi usaha di Tabloid Kontan
• Mengasuh rubrik konsultasi wirausaha (setiap minggu) di Surat Khabar Indopos dan Radar Bogor
• Mengasuh rubrik konsultasi wirausaha (setiap bulan) di majalah Insani
• Mengasuh rubrik konsultasi wirausaha (setiap minggu) di Surat Khabar Kaltim Pos, Samarinda Ekspres, Radar Banjarmasin Pos, Pontianak Pos, Radar Tarakan, Kalteng Pos, Padang Ekspres, Radar Cirebon, Radar Kendari, Menado Pos, Ambon Ekspres, Cendrawasih Pos.
• Pembawa acara dan nara sumber di acara Franchise Corner di Radio Bisnis Pas FM Jakarta (setiap selasa malam, jam 20.00-21.00)
• Menulis di berbagai Majalah, Tabloid dan Surat Khabar dengan topik entreprenurship & marketing
• Narasumber di Radio Bahana FM, Trijaya FM, Gaya FM Bekasi, Radio Dakta Bekasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar