TERBESAR KE-2 SETELAH GARUT
Setelah menerima senyum ramah dari para pelayan yang umumnya berusia muda ini, maka kita akan dipersilakan untuk mengambil tempat dimana kita suka. Bila di ruang terdepan lebih bernuansa kantoran (agak ngeresto-style gitu deh), maka bila masuk lebih dalam akan kita jumpai suasana natural yang eksotik. Memang desain interior yang "gimana" yah ngegambarinnya.. seolah kita melayang ke daerah pesawahan di pedesaan yang masih asri... bedanya kita seolah berada dalam miniatur pesawahan... so atmosphere is amazingly cool! I swear!
(Untung gak ada Bondan Winarno... karena bisa aja dia langsung komentar... hmmm suasananya mak nyossss!)
Saat itu (Jum'at jam 09.30 24 April 2009) saya ditemui oleh Juffry, salah satu manajer yang diserahi tanggung jawab pengelolaan Outlet Cabang Kota Bekasi Resto Masakan Khas Sunda Sambal Cibiuk yang kini telah meiliki 45 outlet tersebar di seluruh Indonesia ini. Uniknya resto yang dimiliki oleh tokoh Garut dan cukup dikenal kedalaman pemahaman agama Islam ini, banyak didatangi oleh beragam etnis. Bahkan dobeldobel.com sempat ada satu keluarga Cina yang sedang menikmati semeja makan bersama tentunya dengan menu utama Sambal Cibiuk.
Okupansi (tingkat kedatangan tamu/pengunjung) yang lumayan setiap harinya dengan TO (turn Over) perputaran meja makan 3-5 dalam 2 jam dan sangat ramai yang biasanya di hari Sabtu Minggu. Khususnya hari Minggu, maka akan mencapai puncaknya para pengunjung yang umumnya secara berkelompok dan keluarga.
Namun, Juffry menampik hal tersebut. "Bila dalam pelayanan dan fasilitas yang kami berikan memang bisa kelihatan untuk kalangan tertentu saja, yakni menengah ke atas...!" katanya sambil tersenyum ia menambahkan, tapi sesungguhnya resto ini menerima pelanggan dari mana saja, bahkan makanan yang disajikan pun bisa dijangkau oleh semua kalangan. Tidak ada makanan yang disajikan dengan harga mahal. Memang suasana yang lain saja yang kami usahakan agar para pengunjung bisa menikmati lebih nyaman. Seperti kami putarkan suara musik degung Sunda secara perlahan, seolah mereka berada di suasana sawah pedesaan. (Wah kalau begini atmosfirnya, bisa-bisa gue juga NAMBAH dua bakul kalo makan di sene... hehehehe.. gembul... gembul deh! Sorry aja nggak nahan sama tempatnya itu loh)
Saya kebetulan memang pernah merasakan sambal Cibiuk ini saat dulu saya ke Bandung, dan itu saya diantar oleh salah satu teman saya yang kuliah di sana, beberapa bulan yang lalu saat mencari tempat pembuatan kaos untuk partai. So daerahnya kalo nggak salah seh di sebelah timurnya jalan Suci. Dan saya merasakan bahwa sambal yang bahannya dari cabai hijau ini pedas tapi tidak terasa panas di perut. (Wajar saja kalo dulu ini adalah makanan para pejabat dan pemuka agama dari daerah asalnya Garut... Wah gue jadi serasa orang Garut neh, hehehe)
Resto Tradisional Masakan Khas Sunda Sambal Cibiuk ini menyajikan beberapa menu utama.
-------------------------------------------------------
sumber http://niniekniniek.multiply.com/reviews/item/15
Anda penikmat makanan Sunda? Tentu belum afdol jika belum pernah merasakan sambal Cibiuk. Sambal Cibiuk berasal dari Garut. Konon namanya diambil dari nama sebuah daerah di Garut bernama Cibiuk. Dari sanalah nama sambal enak ini berasal. Rasanya nikmat, pedas, tetapi tidak membuat mulut dan perut Anda panas.
Pertama kali mengenal sambal Cibiuk saat saya bertugas di Tasikmalaya. Lalu saat bertandang ke kota Garut, tanpa pikir panjang, secara khusus saya mencari Sambal Cibiuk. Sejak saat itu, yang ada di mindset saya ketika mencari makanan Sunda adalah Cibiuk.
Ada tiga sambal yang ditawarkan oleh Rumah Makan Khas Sunda Cibiuk. Yaitu sambal Cibiuk ijo (Rp 4.500), sambal Cibiuk merah (Rp 4.500), dan sambal Cibiuk ceurik (Rp 7.500). Sulit menceritakan bedanya. Saya hanya bisa mengatakan persamaannya: enak. Pedas dan bikin nggak kapok. Betapapun sambal Cibiuk ceurik dikatakan pedas sekali. Jangan jeri mencocolkan lalapan atau nasi Anda ke sambal ini. Dan biarkan lidah ada lumer dalam sensasi pedasnya sambal Cibiuk.
Makan dengan nasi hangat. Tetapi jangan pesan nasi putih biasa. Kalau nasi biasa di rumah juga ada bukan? Pesanlah nasi merah. Selain tidak setiap saat terhidang di rumah, kandungan gizi nasi merah lebih tinggi dari nasi putih.
Coba cicipi pula gurame keringnya yang disajikan bersama peyek kangkung. Jika Anda sangat menyukai peyek kangkung yang unik ini, Anda juga bisa memesan secara khusus. Saya lebih cuka memesan gurame goreng kipas, bentuknya yang menarik membuat sajian rumah makan ini tak hanya jagoan di rasa tetapi juga tampilan di meja. Untuk gurame goreng kipas ukuran kecil harga Rp 36.500.
Kalau gurame goreng kipas belum cukup, Anda bisa memesan jambal rori goreng atau babat goreng. Atau supaya lengkap kekhasan Sundanya, pesanlah pepes. Setidaknya ada empat pepes yang tersedia, selain ayam, ikan mas, tahu, juga peda.
Supaya segar, jangan lupa pesanlah sayur asam. Boleh dimakan sebelum main course, atau gunakan sebagai obat pedas sambal Cibiuk Anda. Semangkuk sayur asam dapat Anda beli seharga Rp 7.500. Atau kalau tidak suka yang berkuah, Anda bisa memesan tumis-tumisan.
Untuk minuman, bisa saja Anda memesan bandrek, minuman khas makanan Sunda. Tetapi saya lebih suka memesan khusus es kelapa-jeruk, rasanya lebih menyegarkan di kerongkongan.
Harganya juga tidak mahal. Pas dengan kenikmatan hidangan masakan Sunda ini.
Untuk Anda yang tinggal di Jakarta dan tidak punya waktu untuk ke Garut secara langsung, tidak perlu khawatir. Anda pun bisa menemukan kelezatannya di Restoran Sambal Cibiuk di Gandaria Tengah, Tebet, Margonda Raya, atau yang terbaru ada di Jl. Raya Pos Pengomben No. 10 Kebon Jeruk (seputar perempatan Kelapa Dua)
-------------------------------------------------------
Sumber:
Sambal Cibiuk
Sambal Keramat Dari Garut
Sambal yang berbahan dasar tomat hijau khusus dari tempat asalnya desa Cibuk, Garut, ini sebenarnya sangat pedas karena memakai cabe rawit hijau cukup banyak. Tapi anehnya pedasnya sambal tidak membuat perut kita panas.
"Segarnya tomat hijau dan daun kemangi yang membuat sambal ini tidak bikin perut panas,"kata Dani salah seorang pegawai RM. Cibiuk yang khusus membuat sambal.
Sambal cibiuk bukan sembarang sambal. Konon katanya sambal cibiuk merupakan sambal yang diciptakan oleh pemuka agama di Garut, Eyang Siti Fatimah yang merupakan keturunan dari Eyang Syeh Djafar Siddik, seorang pemuka agama di Garut. Setelah Siti Fatimah menciptakan sambal tersebut, secara perlahan-lahan masyarakat sekitarnya menirunya, hingga hampir seluruh penduduk di Cibiuk mahir membuatnya.
"Sambal ini hanya bisa dibuat oleh orang asli Cibiuk dan tomat hijau asli Cibiuk juga," kata Erna, Manager F&B RM. Cibiuk.
Tidak seperti sambal lain yang diulek halus, sambal cibiuk memiliki tekstur kasar. Semua bahannya seperti tomat hijau, cabe rawit dan daun kemangi dalam kondisi mentah tidak dimasak terlebih dahulu. Kemudian diulek jadi satu dengan ditambahkan sedikit kencur, garam, gula merah dan terasi.
Rasa pedas dan mitos sambal keramat mengiringi kesuksesan sambal cibiuk. Kini sambal itu menjadi primadona sampai keluar daerah asalnya.
Masih kurang pedas? anda bisa mencoba modifikasi dari sambal cibiuk yaitu sambal Ceurik. Pedasnya yang luar biasa menjadi menu wajib dari para maniak sambal yang makan di RM. Cibiuk.
Sambal ini berbahan dasar sama dengan sambal cibiuk yang berbeda adalah pada saat proses pembuatannya. Jika sambal cibiuk bahan dasarnya mentah maka sambal ceurik bahan dasarnya seperti tomat hijau, cabe rawit dan daun kemanginya di masak terlebih dahulu. Di ulek tanpa memakai gula merah dan terasi. Hmm..gurih dan yang pasti pedas luar biasa.
"Dijamin yang makan sambal ini pasti akan berkeringat dan mengeluarkan air mata. Itu kenapa dinamakan sambal Ceurik," kata Erna.
Mau yang mentah atau yang matang semua tergantung selera.Dibuat langsung ditempat, pedasnya sambal di RM. Cibuk dan tidak membuat perut anda panas.(afz/ern)
-------------------------------------------------------
Seuhahnya Sambal Cibiuk
Posted by hes on 29 August 2008
Sambal khas kecamatan Cibiuk, kota Garut ini mulai terkenal beberapa tahun belakangan ini.
Walau saya belum berkesempatan mencicipi atau melihat bentuknya, saya nekat membuatnya untuk sajian makan malam beberapa hari yang lalu.
Mungkin penampilannnya agak berbeda memang dengan sambal cibiuk yang asli. Tetapi paling tidak saya menggunakan bahan dasar yang harus ada dalam sambal tersebut yaitu tomat hijau, cabe rawit, kemangi, kencur, dan pokpohan.
Pokpohan berguna untuk meredam panas yang mungkin ditimbulkan cabe rawit karena prinsip sambal cibiuk adalah pedas tapi tidak panas.
Menurut sumber yang tersebar di masyarakat Kecamatan Cibiuk, bahwa resep sambel Cibiuk dibawa dari Arab. Terlepas benar atau tidaknya, sambel yang dibuat di kecamatan cibiuk ini mempunyai perbedaan dengan sambal-sambal lainnya karena dibuat dari bahan: tomat hijau, serawung, cabe rawit dan bumbu lainnya. Walaupun pedas tetapi tidak akan menimbulkan panas pada perut yang menkonsumsinya. Karena terkenalnya, maka sekarang restoran dengan menu sambel Cibiuk sudah ada di berbagai kota besar khususnya Bandung dan Jakarta. Sambal Cibiuk mulanya hanya disajikan bila ada tamu Istimewa atau Agung. Jaman dahulu sambal ini hanya dapat dinikmati oleh masyarakat Cibiuk dan para pejabat saja, tetapi seiring perkembangan peradaban maka sekarang dapat dinikmati oleh seluruh kalangan. Rumah makan sambal Cibiuk yang ada saat ini di Kecamatan Cibiuk adalah keturunan-keturunan langsung dari pemegang resep Sambal Cibiuk yang khas. Akan tetapi untuk sekadar mengenal saja seperti apa sambal Cibiuk, Anda dapat memesannya di berbagai rumah makan di Garut Kota, Tarogong dan sekitarnya misalnya di Jl. OTISTA dan Jl. Veteran.
sumber: garut.go.id
Bahan:
- 5 buah cabe rawit
- 3 buah cabe hijau
- 1 ikat kemangi atau serawung, diambil daunnya
- 10 lembar daun pokpohan
- 1 cm kencur
- 3 buah tomat hijau, dipotong -potong
- 1 sdt garam
- 1 sdt terasimasak
- 2 sdt gula merah, disisir
Cara membuat:
- Gerus (ulek) cabe rawit, cabe hijau, kencur, garam, dan terasi.
- Tambahkan gula merah, gerus lagi
- Masukan daun kemangi, daun pokpohan, dan tomat, gerus kasar
- Sajikan
Aduh hayang balik ka garut euy
BalasHapus